KUNCI KUNCI REZEKI - MOTVASI ISLAMI

Alloh ta’ala mensyariatkan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia. Bahkan doa yang sering dipanjatkan tauladan umat manusia adalah:

 “Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka.”

Alloh ta’ala dan RasulNya  yang mulia tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan, berada dalam keraguan dalam usahanya mencari penghidupan. Tetapi sebaliknya, sebab-sebab rezeki itu telah diatur dan dijelaskan. Seandainya umat ini mau memahaminya, menyadarinya, berpegang teguh dengannya serta menggunakan sebab-sebab itu dengan baik, niscaya Alloh ta’ala Yang Maha Pemberi Rezeki dan memiliki kekuatan akan memudahkannya mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rezeki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.

Lantas, apa dan bagaimana cara kita menggapai rezeki-rezeki tersebut sesuai dengan yang telah dituntun oleh agama kita? Berikut ini, kami coba paparkan sebagian kunci-kunci rezeki yang ditulis oleh Syaikh Dr. Fadhl Ilahi dalam bukunya “Mafaatiihu ar-Rizqi Fii Dhau-i al-Kitab wa as-Sunnah”.

Di antara kunci-kunci rezeki yaitu:

    Istighfar dan Taubat.

Di antara sebab terpenting diturunkannya rezeki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Alloh ta’ala Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Alloh ta’ala  menyebutkan tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh [71]: 10-12)

Al-Hafizh Ibnu Katsir  dalam tafsirnya mengatakan, maknanya, “Jika kalian bertaubat kepada Alloh ta’ala, meminta ampun kepada-Nya dan senantiasa menaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rezeki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu perahan, membanyakkan harta dan anak-anak, menjadikan kebun-kebun dengan bermacam-macam buah-buahan serta mengalirkan sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/449)

Dalam sebuah hadits Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

« مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ »

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Alloh ta’ala), niscaya Alloh ta’ala menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Alloh ta’ala akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

    Takwa.

Takwa menurut Imam Nawawi adalah, “menaati Alloh ta’ala dalam hal perintah dan larangan-Nya, maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Alloh ta’ala.

Di antara nash yang menunjukkan bahwa takwa termasuk di antara sebab turunnya rezeki adalah, firman Alloh ta’ala, yang artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Alloh ta’ala niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh ta’ala niscaya Alloh ta’ala akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh ta’ala melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh ta’ala telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. ath-Thalaq [65]: 2-3)

Dalam Ayat di atas, Alloh ta’ala menjelaskan bahwa orang yang merealisasikan takwa akan dibalas dengan dua hal.

Pertama, “Alloh ta’ala akan mengadakan jalan keluar baginya. Artinya, Alloh ta’ala akan menyelamatkannya – sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas- dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat (Tafsir al-Qurthubi, 18/159).

Kedua, Alloh ta’ala akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Artinya, Alloh ta’ala akan memberinya rezeki yang tak pernah ia harapkan dan angankan (Zaadul Masir, 8/291-292)

    Bertawakkal Kepada Alloh ta’ala.

Tawakal menurut Imam al-Ghazali adalah, ‘Penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ‘ditawakkali’) semata.’

Termasuk di antara sebab diturunkannya rezeki adalah bertawakkal kepada Alloh ta’ala. Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh ta’ala sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, di dalam al-Musnad, no. 205)

    Beribadah kepada Alloh ta’ala sepenuhnya.

Di antara kunci-kunci rezeki adalah beribadah kepada Alloh ta’ala sepenuhnya. Yakni, hendaklah seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Alloh ta’ala Yang Maha Esa, menghadirkan (dalam hati) betapa besar keagungan Alloh ta’ala, benar-benar merasakan kedekatan ketika sedang bermunajat kepada Alloh ta’ala Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan. Yakni, beribadah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits, “Hendaklah, kamu beribadah kepada Alloh ta’ala seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim). Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tuhan kalian berfirman, ‘Wahai anak Adam, beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam!, jangan jauhi Aku sehingga Aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan.” (HR. al-Hakim, di dalam al-Mustadrak ‘alash Shahihain, Syaikh Albani men-shahih-kannya dalam Silsilatul Ahadits ash-Shahihah).

    Silaturrahim

Di antara pintu-pintu rezeki adalah silaturrahim. Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim.” (HR. al-Bukhari, no. 5985)

    Berinfak di Jalan Alloh ta’ala.

Alloh ta’ala berfirman, artinya, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Alloh ta’ala akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ [34]: 39)

Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Alloh ta’ala berfirman, “Wahai anak adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu.” (HR. Muslim)

    Memberi Nafkah Kepada Orang yang Sepenuhnya Menuntut Ilmu Syari’at (Agama)

Termasuk kunci-kunci rezeki adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syariat (agama). Anas bin Malik mengatakan, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam. Salah seorang darinya mendatangi Nabi (yakni: untuk mencari ilmu dan pengetahuan-ed) dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu, saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi maka beliau bersabda, “boleh jadi engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR. at-Tirmidzi, no.2448)

    Berbuat Baik Kepada Orang-Orang Lemah

Termasuk di antara kunci-kunci rezeki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukankah kalian ditolong dan diberi rezeki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” (HR. al-Bukhari, no.108)

Saudaraku… Semoga Alloh ta’ala memberikan taufiq kepada kita dalam mencari karunianya dengan meniti jalan yang telah ditunjukkan oleh Alloh ta’ala dan yang telah diterangkan oleh Nabi-Nya yang mulia Muhammad. Shalawat dan salam semoga Alloh ta’ala curahkan kepada Muhammad, keluarga, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amiin. WAlloh ta’alau a’lam.?

Dikutip dari: Majalah Gerimis
http://dainusantara.com/kunci-kunci-rezeki/